Thursday 8 December 2016

Adik-adikku yang Tengah Berkelana

Oleh: Firda Amalia H


Wahai adik-adikku yang masih belia
Di warung-warung pinggiran jalan kota
Di gang-gang sempit di bawah langit bercahaya
Yang meninggalkan kelas lewat jendela
Memanjat dinding dengan atap terbuka

Engkau pula adik-adikku yang terlena
Sumringah di pos-pos ronda
Menghabiskan malam hingga fajar menyapa
Bertemankan kepulan asap dari tembakau yang menyala
Dan dibuai gemerlap hampa

Engkau tak sadar apa yang tengah menimpa
Seolah menyanyikan alunan tanpa nada
Menari tanpa diiringi irama
Berlakon drama tanpa aba-aba
Berlari tapi tak tahu hendak ke mana



sumber: kompasiana.com

Asa bukan lagi yang utama

Harapan-harapanmu ditelan sirna
Tak pedulikan impian orang tua
Terlebih lagi dongeng generasi emas bangsa
Cita-cita hanyalah omong kosong belaka

Ketika orang-orang datang menghina

Berkata kau tak tahu norma-norma
Dan yang kau lakukan hanyalah dosa
Engkau hanya memalingkan muka
Memasang penyumbat di telinga
Tak kau pedulikan mereka yang bersua

Wahai adik-adikku yang memilih jalan berbeda
Akupun tak tahu harus berbuat apa
Engkau tersesat, dan orang-orang memandang sebelah mata
Berjalan normal seolah tak ada bahaya
Kemalanganmu, bukankah sebuah tanggung jawab bersama?

Dan untuk adik-adikku yang tengah berkelana
Aku ingin menitipkan cinta
Satu hal yang harus kupercaya
Penjagaan terbaikmu hanyalah doa
Yang kuterbangkan ke seluruh penjuru semesta


---
P.s.:
Puisi ini tercipta atas permintaan kanda Ojan, salah satu senior saya di kampus.
P.s.s.:
Kak Ojan menyerahkan puisi ini kepada Departemen Kemedsos IMA FEB UH, dan terpostinglah di official akun instagram IMA FEB UH.

No comments:

Post a Comment