Wednesday 14 December 2016

Semua Orang Menangis, Sayang!

Oleh: Firda Amalia H

Semua orang menangis, sayang
Dikala hati bimbang
Pun bila hati gersang
Tak dipedulikan orang-orang

Semua orang menangis, sayang
Dikala harapnya hanya iming-iming
Asanya terpontang-panting
Hingga jauh ia ditendang

Semua orang menangis, sayang
Jangan mimpi kau tebang
Jangan cita kau gunting
Biarkan ia tetap tergantung

Semua orang menangis, sayang
Sorotan mata wajah berang
Telinga dipekikkan oleh bising
Pilu menjadi bumerang

Sumber: www.gambar.photo

Semua orang menangis, sayang
Jangan biarkan semangatmu tumbang
Oleh mereka yang menentang
Jadikan teguh impian kau pegang

Semua orang menangis, sayang
Jangan hiraukan suara-suara sumbang
Yang tak inginkan kau menang
Tetaplah dirimu tenang

Semua orang menangis, sayang
Biarpun badai mengguncang
Tak mengenggankan mekarnya kembang
Asal kau tidak goyang

Semua orang menangis, sayang
Alasannya tak begitu penting
Tengok saja pada siapa yang datang
Yang mengubah sedih jadi senang

Semua orang menangis, sayang
Lihatlah yang gagal di belakang
Untuk kau jadikan penopang
Masa depan yang cemerlang

Thursday 8 December 2016

Adik-adikku yang Tengah Berkelana

Oleh: Firda Amalia H


Wahai adik-adikku yang masih belia
Di warung-warung pinggiran jalan kota
Di gang-gang sempit di bawah langit bercahaya
Yang meninggalkan kelas lewat jendela
Memanjat dinding dengan atap terbuka

Engkau pula adik-adikku yang terlena
Sumringah di pos-pos ronda
Menghabiskan malam hingga fajar menyapa
Bertemankan kepulan asap dari tembakau yang menyala
Dan dibuai gemerlap hampa

Engkau tak sadar apa yang tengah menimpa
Seolah menyanyikan alunan tanpa nada
Menari tanpa diiringi irama
Berlakon drama tanpa aba-aba
Berlari tapi tak tahu hendak ke mana



sumber: kompasiana.com

Asa bukan lagi yang utama

Harapan-harapanmu ditelan sirna
Tak pedulikan impian orang tua
Terlebih lagi dongeng generasi emas bangsa
Cita-cita hanyalah omong kosong belaka

Ketika orang-orang datang menghina

Berkata kau tak tahu norma-norma
Dan yang kau lakukan hanyalah dosa
Engkau hanya memalingkan muka
Memasang penyumbat di telinga
Tak kau pedulikan mereka yang bersua

Wahai adik-adikku yang memilih jalan berbeda
Akupun tak tahu harus berbuat apa
Engkau tersesat, dan orang-orang memandang sebelah mata
Berjalan normal seolah tak ada bahaya
Kemalanganmu, bukankah sebuah tanggung jawab bersama?

Dan untuk adik-adikku yang tengah berkelana
Aku ingin menitipkan cinta
Satu hal yang harus kupercaya
Penjagaan terbaikmu hanyalah doa
Yang kuterbangkan ke seluruh penjuru semesta


---
P.s.:
Puisi ini tercipta atas permintaan kanda Ojan, salah satu senior saya di kampus.
P.s.s.:
Kak Ojan menyerahkan puisi ini kepada Departemen Kemedsos IMA FEB UH, dan terpostinglah di official akun instagram IMA FEB UH.