Oleh: Firda Amalia H (SMP Negeri 2
Sungguminasa)
Semua cerita tentang canda,
tangis, senang dan duka telah menjelma menjadi suatu kenangan. Tiga tahun
bukanlah waktu yang singkat untuk membuat suatu kisah yang penuh warna. Tiada
lagi keributan serta jeritan-jeritan yang terdengar di setiap sudut kelas.
Kawan, tahukah kamu aku rindu?
Rindu akan senyum, keramahan bahkan keonaranmu? Kini aku tak bisa lagi
merasakan betapa seriusnya kita saat mengerjakan tugas, betapa ributnya kita
saat meja guru kosong, betapa kesalnya kita saat guru memberi PR, betapa
takutnya kita saat melakukan suatu kesalahan, betapa riangnya kita saat bel istirahat
dan bel pulang berbunyi.
Kebahagiaan dan keterpurukan
telah kita lewati. Berdendang bersama, bergotong royong, saling menyayangi
bahkan keegoisan yang menimbulkan percekcokan kita lalui bersama. Aku rindu
suara gendang dari meja kayu dan pena itu. Atau gulungan kertas yang melayang
di ruang kelas, tetesan air mata yang membanjiri pipi, bahkan tawa yang
menggetarkan dinding kelas. Tentang persahabatan dan cinta, kegalauan dan
kegilaan tentu menjadi pelengkapnya. Bangku, meja, kursi, papan tulis, ubin serta
atap telah menjadi saksi bisu peristiwa itu.
Namun, kisah Putih Biru kini
hanyalah tinggal kenangan yang terlalu indah untuk dikenang. Terkadang aku
ingin kembali ke masa itu. Namun, aku harus berjalan terus menelusuri masa
depanku. Kini hanyalah tetesan air mata yang terjatuh disaat aku mengenang masa
Putih Biruku.
Selamat berpisah kawan, aku
harap kau tak akan melupakan kenangan Putih Biru kita. Semoga di saat kita
bertemu nanti, mimpi telah kita raih dan kesuksesan telah kita genggam. Amin.
Sungguminasa, 2 Juli 2012