Pada artikel
kali ini, penulis akan membahas mengenai
moto. Pada pengisian aplikasi atau pengenalan diri, kita sering kali diminta
untuk mengisi atau mengenalkan moto kita. Sebelum membahas lebih jauh mengenai
moto, pembaca sudah tahu belum apa sih moto itu?
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, moto berarti:
1.
Kalimat, frasa, atau kata yang digunakan sebagai
semboyan, pedoman, atau prinsip seperti “berani karena benar”
2.
Kalimat, frasa, atau kata yang tertera di atas
sesuatu yang menggambarkan sifat atau kegunaan benda itu.
Penulis sendiri
mengartikan moto adalah semboyan yang digunakan orang sebagai prinsip hidup.
Kalau moto saya (penulis) pribadi sebenarnya ada banyak, tapi yang paling
sering penulis gunakan, percayai dan pajang di bio itu yang ini, “man jadda wajada, man shabara zhafira, man
saara ala darbi washala” terinspirasi dari novel trilogi Negeri 5 Menara.
Setiap orang
berhak untuk membuat dan memilih moto hidupnya. Bagi penulis, orang-orang yang
memiliki moto berarti ia memiliki prinsip dan pendirian teguh dalam hidupnya.
Biasanya, orang-orang menuliskan moto pada bio di media sosial.
Membahas tentang
moto, penulis sendiri biasa mengutip dari buku ataupun film-film yang penulis
rasa memang layak untuk dikutip. Salah satu buku keren yang pernah penulis baca
yaitu novel trilogi Negeri 5 Menara – Ranah 3 Warna – Rantau 1 Muara karangan
A. Fuadi. Ada banyak kutipan yang bisa menjadi pegangan dan penyemangat dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa yang berhasil penulis kutip.
Istilah bahasa
Arab pada novel trilogi Negeri 5 Menara dan artinya dalam bahasa Indonesia.
Man jadda wajada
Barang siapa yang berusaha, dia
berhasil
Man shabara zhafira
Barang siapa yang bersabar, dia
beruntung
Man saara ala darbi washala
Barang siapa yg berjalan di
jalannya, maka ia akan sampai
Man yazra yahsud
Barang siapa yang menanam, dia
menuai
Man thalabal ula sahirul layali
Siapa yang ingin mendapatkan
kemuliaan, bekerjalah sampai jauh malam
Khairunnas anfa’uhum linnas
Sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi orang lain
Annasu a’dau man jahilu
Manusia itu musuh terhadap apa
yang dia tidak tahu
I’timad ala nafsi
Harus bertopang pada diri sendiri
dan Yang Mahakuasa
Aduwwun aqilun khairun min shadiqin jahilin
Lawan yang pandai lebih baik daripada
kawan yang bodoh
Demikian artikel
penulis kali ini. Semoga bagi teman-teman yang tadinya belum meiliki moto bisa
terinspirasi melalui tulisan sederhana ini, dan bagi yang sudah punya moto
sebelumnya, semoga tetap berpegang teguh pada motonya.
Salam dari jiwa
pemberani yang bangkit kala dinginnya angin malam menusuk ke dalam tulang
merangsang rasa kantuk mengacaukan setiap kata yang terlintas di benak penulis.
Jangan lupa bahagia!
No comments:
Post a Comment