Thursday 15 October 2015

Moto


Pada artikel kali ini, penulis akan membahas  mengenai moto. Pada pengisian aplikasi atau pengenalan diri, kita sering kali diminta untuk mengisi atau mengenalkan moto kita. Sebelum membahas lebih jauh mengenai moto, pembaca sudah tahu belum apa sih moto itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, moto berarti:
1.       Kalimat, frasa, atau kata yang digunakan sebagai semboyan, pedoman, atau prinsip seperti “berani karena benar”
2.       Kalimat, frasa, atau kata yang tertera di atas sesuatu yang menggambarkan sifat atau kegunaan benda itu.
Penulis sendiri mengartikan moto adalah semboyan yang digunakan orang sebagai prinsip hidup. Kalau moto saya (penulis) pribadi sebenarnya ada banyak, tapi yang paling sering penulis gunakan, percayai dan pajang di bio itu yang ini, “man jadda wajada, man shabara zhafira, man saara ala darbi washala” terinspirasi dari novel trilogi Negeri 5 Menara.
Setiap orang berhak untuk membuat dan memilih moto hidupnya. Bagi penulis, orang-orang yang memiliki moto berarti ia memiliki prinsip dan pendirian teguh dalam hidupnya. Biasanya, orang-orang menuliskan moto pada bio di media sosial.
Membahas tentang moto, penulis sendiri biasa mengutip dari buku ataupun film-film yang penulis rasa memang layak untuk dikutip. Salah satu buku keren yang pernah penulis baca yaitu novel trilogi Negeri 5 Menara – Ranah 3 Warna – Rantau 1 Muara karangan A. Fuadi. Ada banyak kutipan yang bisa menjadi pegangan dan penyemangat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa yang berhasil penulis kutip.
Istilah bahasa Arab pada novel trilogi Negeri 5 Menara dan artinya dalam bahasa Indonesia.

Man jadda wajada
Barang siapa yang berusaha, dia berhasil
Man shabara zhafira
Barang siapa yang bersabar, dia beruntung
Man saara ala darbi washala
Barang siapa yg berjalan di jalannya, maka ia akan sampai
Man yazra yahsud
Barang siapa yang menanam, dia menuai
Man thalabal ula sahirul layali
Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, bekerjalah sampai jauh malam
Khairunnas anfa’uhum linnas
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain
Annasu a’dau man jahilu
Manusia itu musuh terhadap apa yang dia tidak tahu
I’timad ala nafsi
Harus bertopang pada diri sendiri dan Yang Mahakuasa
Aduwwun aqilun khairun min shadiqin jahilin
Lawan yang pandai lebih baik daripada kawan yang bodoh

Demikian artikel penulis kali ini. Semoga bagi teman-teman yang tadinya belum meiliki moto bisa terinspirasi melalui tulisan sederhana ini, dan bagi yang sudah punya moto sebelumnya, semoga tetap berpegang teguh pada motonya.
Salam dari jiwa pemberani yang bangkit kala dinginnya angin malam menusuk ke dalam tulang merangsang rasa kantuk mengacaukan setiap kata yang terlintas di benak penulis. Jangan lupa bahagia!

No comments:

Post a Comment